Spesial Tentang "KEPATEN OBOR".

Obor.
Memang arti sebenarnya dan arti kias tentang kepaten obor bisa menggiring kita pada ketidak pastian, pedoman agar pemahaman teguh dan tepat dalam menghadapi bahaya persepsi dengan memilah-milah bilah persepsi lalu gunakan bilah itu pada sikon yang tepat, yang meragukan simpan dulu sebagai fakta yang data dan kronologisnya belum lengkap. Cara pandang stereo copies pengaruhnya pada pendapat yang biasanya floating sedangkan monocopies agak mantab tak terbanding dengan pandangan lain.

Sekarang pemahaman "Kepaten Obor" akan diuraikan secara material dari kelengkapan obor  tetapi manfaatnya tetap pada tujuan "obor" untuk menerangi, bebarapa material yang ada pada Obor  adalah :

A.   Tradisi.
  1. Tradisi upacara.   Di berbagai daerah masih banyak tradisi yang menggunakan obor sebagai alat utama upacara, kegiatan larung saji, sekatenan, pramuka, renungan suci dan lain sebagainya, penggunaan obor secara massal ini menerangi semua kegiatan upacara yang tidak ada listriknya, mungkin sebab inilah yang menginspirasi para orang tua untuk tetap menjaga lingkungannya tetap terang dan jangan sampai kepaten obor. makna lain adalah segala sesuatu perlu dilihat dulu dengan jelas baru bisa dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.
  2. Tradisi orang Tua.   Nasihat orang tua dimaksud agar keluarga saling menjaga tali silaturahim dan saling mengenal keluarga seluas-luasnya dan hirarki yang sekuat-kuatnya, dari sini timbullah marga, kasta dan derajat darah biru, disini berarti juga klasifikasi buat para pendatang dan perlakukan pendatang dengan baik sesuai derajatnya dan tempatkan sesuai dengan harga tiketnya.
  3. Tradisi Tri Tunggal Pusat.   Aktifitas setiap anggota masyarakat ada tiga tempat penyebaran atau sentra asimilasi yaitu : rumah, sekolah/kerja dan lingkungan, tiga titik inilah terjadi pembauran dan perputaran yang tetap, tempat-tempat ini harus senantiasa diterangi dan menerangi agar kita dapat mengambil manfaat dan memberi manfaat kepada tiga lokasi ini, di tiga sentra inilah terjadinya kehilangan, penambahan, pergeseran dan saling mencocokan lalu ketemu lagi.
B.   Penerangan Obor dalam goa.
  1. Tujuan mula penggunaan obor adalah untuk penerangan dalam ruangan karena diluar biasanya banyak angin yang bisa mematikan obor, lama kelamaan penerangan rumah disebut sentir dan diluar lampion atau lampu badai, dan obor sering digunakan untuk memasuki goa-goa tertentu, seperti di goa tamansari yogya yang lorongnya tembus sampai ke pantai selatan justru wajib pakai obor disamping penerangan juga kontrol oksigen dalam goa bisa diawasi terus menerus, jika api redup hentikan gerakan dan kembali kearah semula hingga obor hidup lagi, lalu maju lagi jika terulang maka dapat dipastikan didepan ada hawa beracun yang menghabiskan oksigen dalam ruangan.
  2. Si pembawa obor juga dijadikan simbol seorang pemimpin yang harus mampu menerangi pengikutnya yang dilanda kegelapan, dari langkah, nafas, urutan berjalan dan berbicara didalam goa mengikuti pemimpin tidak boleh mendahului atau bicara melebihi yang memimpin, kepatuhan ini akan menjadikan obor sinarnya stabil dan tidak boros oksigen dalam ruangan.
  3. Golongan sesat.  pengikut yang tidak mengikuti pembawa obor maka dia akan bergerak kearah yang gelap dan dijamin akan tersesat didalamnya dan jika ada pengikut kegelapan maka disebut golongan sesat, keadaan ini mempengaruhi aktifitas kelompok jadi tidak yakin dan kurang sreg alias Bete.
C.   Tabung obor.   Biasanya digunakan bambu karena bambu bisa menyimpan minyak cukup banyak, tidak menyerap minyak terlalu banyak, mudah dibawa-bawa, murah dan mudah pembuatannya, walaupun sudah modern tetapi prinsip tabung obor tetap sama, dalam satu kelompok 3-7 orang cukup satu obor sudah ideal.

D.   Sumbu.   Pemilihan sumbu yang sering digunakan adalah kain bekas atau sumbu khusus obor yang menjamin daya kapileritas sumbu normal selama pembakaran, bahan sumbu harus bisa menahan tarikan api yang membakar minyak agar tidak boros dan mengalirkan minyak secukupnya, dalam kondisi tertentu perlu juga sumbu cadangan.

E.    Minyak.    bisa mengunakan minyak kelapa , solar campuran atau minyak tanah, tetapi yang paling aman minyak tanah, perhitungan penggunaan minyak selama kegiatan harus teliti, jika lama maka bawa minyak cadangan agar obor jangan sampai kering dan mati, bisa diisi secara periodik atau bergantian dengan obor cadangan.

F.    Pemantik.  siapkan pemantik untuk menjaga kemungkinan yang tidak terduga seperti serangan angin keras mendadak, obor ditabrak burung atau kampret, jika mati seperti ini maka pemantik langsung digunakan.

G.     Pembawa.   Pembawa mesti bergerak hati-hati menjaga keseimbangan obor dan menghindari obor dari benturan dinding goa, jika ada hembusan kencang segera lindungi obor agar selalu tetap hidup, jangan diangkat terlalu tinggi diatas kepala tetapi agak kedapan kanan setinggi dahi, jika pembawa pertama kelelahan gantian dan usahakan pria yang membawa jika wanita dikegelapan khawatirnya kagetan membahayakan obor.
Demikian uraian obor, semoga dapat bermanfaat dan mengingatkan kembali yang lupa-lupa.

Post a Comment